Kamis, 29 September 2011

Sebulan Setelah Lebaran Idul Fitri

Lebaran idul fitri menjadi fenomena yang sangat berkesan bagi hampir semua orang, tidak terkecuali dengan saya beserta keluarga. Sebagian besar masyarakat yang merayakan lebaran idul fitri tentu merasakan suka cita di hari itu. Walaupun mungkin ada beberapa diantara kita yang tidak dapat menikmati meriahnya lebaran idul fitri, tetapi semua setuju mengenai hari lebaran sebagai hari yang suci dan juga diyakini sebagai hari kemenangan setelah sebulan sebelumnya melaksanakan puasa demi melawan hawa nafsu.

Berharap di hari lebaran itu Tuhan mengampuni segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dan menjadikan bersih dari segala dosa sehingga kembali fitri layaknya seperti bayi yang baru lahir.

Tetapi mungkin sudah menjadi sifat manusia yang tak lepas dari kesalahan, baru beberapa hari selepas lebaran, suasana kembali memanas dan sudah terlihat perusakan pada hari yang indah itu. Tradisi mudik yang dari awal didasari tujuan untuk saling silahturahmi seolah hanya terbatas pada kerabatnya saja, ketika di jalanan masih ada saja yang enggan untuk mengalah dengan yang lain. Ahh.. mungkin saya saja yang merasakan ketika diperjalanan mudik dan balik itu.

Kita lupakan saja kenangan selama diperjalanan itu karena mungkin bukan tugas kita yang harus mengatur jalanan, tetapi kenapa jadi menyalahkan orang lain? Lalu dimana istilah saling memaafkan itu? Berharap sekeliling kita harus benar, tapi kita bagaimana?

Demi mempertahankan hidup yang lebih baik setelah merasa tak lagi memiliki dosa karena melalui lebaran, terlihat penuh semangat, berlomba dan berlomba. Tetapi tanpa disadari gesekan-gesekan kembali membuat luka baru. Setelah sebulan berlalu, sifat-sifat manusiawi terus tumbuh berkembang dan tidak lagi seperti bayi.

Hari-hari lebaran yang sebelumnya bernuansa surgawi sekarang mulai memudar, senyum manis si Fitri mulai terlihat hambar, benar dan salah mulai samar.

Ahh.. mungkin itu perasaanku saja.

Kamis, 22 September 2011

Jaka Tingkir Dari Jawa Barat

Kebanyakan orang di Indonesia mengenal Jaka atau Joko Tingkir dengan gelar Sultan Hadiwijaya, sebagai raja pertama Kerajaan Pajang yang berasal dari desa Tingkir, salah satu nama desa di wilayah Salatiga, Jawa Tengah. Namun ada juga cerita Joko Tingkir yang berasal dari Jawa Barat, lalu bagaimana kisahnya?



Ketenaran Jaka Tingkir dikenal pula sebagai penakluk buaya, sehingga di salah satu taman wisata di Bekasi, yaitu Taman Buaya Indonesia Jaya, disini para pawang binatang buas itu menunjukan kebolehannya bergelut dengan buaya-buaya yang kemudian dikenal dengan Atraksi Joko Tingkir.

Bergulat dengan binatang buas apalagi buaya memang butuh keahlian khusus yang perlu dilatih, demi menghibur para wisatawan yang berkunjung ke Taman Buaya ini, pengelola tempat wisata itu menyuguhkan tontonan yang menarik setiap hari minggu di Arena Atraksi Joko Tingkir.


Taman buaya Indonesia Jaya yang juga merupakan tempat penangkaran buaya terbesar di Asia tersebut berada di Jalan Raya Cibarusah – Serang, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Memiliki koleksi lebih dari 500 ekor buaya dari berbagi wilayah di Indonesia.

Senin, 19 September 2011

Cakrasteel Lebaran Bersama Aa Gym


PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills (JCSM) yang merupakan salah satu perusahaan pengolahan baja nasional yang memproduksi baja tulangan beton atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah besi beton, kembali mengadakan Halal bi halal, acara yang biasa diselenggarakan setiap tahun selepas hari raya idul fitri.

Acara yang diadakan pada 7 September 2011 ini, PT. JCSM mengundang K.H Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai penceramah. Karyawan beserta segenap pimpinan perusahaan tampak antusias menyimak setiap wejangan yang disampaikan oleh dai kondang itu. Lebih dari 500 karyawan yang masuk kerja pada shift pagi dan sore mengikuti acara tersebut.

Banyak materi yang disampaikan oleh Aa Gym dalam acara Halal bi halal termasuk salah satunya memberikan salah satu tips hidup tenang. “resep supaya hidup tenang itu jangan tengil!” pesan Aa Gym. Seperti biasa apabila menyampaikan ceramahnya beliau selalu menggunakan beberapa singkatan kata, seperti halnya “TENGIL” yang beliau singkat dari kata Takabur, Egois, Norak, Galak, Iri dengki dan Licik.

Setelah ceramah selesai, seluruh karyawan beserta segenap pimpinan perusahaan kemudian melanjutkan dengan saling berjabatan tangan (bersalaman).
“Acara semacam ini rutin kami lakukan setiap ada perayaan hari besar keagamaan” kata perwakilan pimpinan dari perusahaan besi beton tersebut.

Selengkapnya di www.cakrasteel.co.id

Rabu, 14 September 2011

Suatu Hari Di Acara Kick Andy

Sore itu hari rabu 7 september 2011, setelah mengikuti acara Halal Bi Halal di kantorku PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills yang mengundang KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai penceramah (Lebaran bersama Aa Gym, akan ditulis pada postingan berikutnya), aku pulang dengan terburu-buru karena ada ajakan dari salah satu teman nonton Kick Andy Show. Sampai di rumah kemudian segera aku ganti baju dan langsung pergi lagi.


Waktu sudah menunjukan pukul 17.50 ketika nada SMS berdering, segera aku hentikan sepeda motorku. “Ada dimana mas?” begitu isi sms dari temanku, Ani Bertha. Aku masih dalam perjalanan menuju studio Metro TV, lalu aku jawab kalau aku baru sampai Pasar Senen. Macetnya ibukota membuatku hampir terlambat mengikuti acara Kick Andy. Tepat pukul 19.00 aku baru sampai studio dan acara akan segera dimulai.

Bersama salah satu temanku, Rifai, segera aku memasuki gedung studio. “Mau nonton ya mas?” Tanya seorang wanita cantik salah satu crew Metro TV. “Iya mba, dimana ya?” Jawabku. Setelah ditunjukan dimana lokasi shooting untuk acara berlangsung, kemudian aku naik ke lantai 3 dan langsung masuk untuk mencari tempat duduk. Karena datang terlambat akupun duduk di bangku deretan belakang.

Suasana studio sangat ramai dengan diawali sajian beberapa lagu dari Jamaica Café, salah satu band ngetop di Indonesia yang bernyanyi tanpa menggunakan alat music. Selanjutnya pemandu acara memberikan beberapa instruksi untuk jalannya acara supaya bisa berjalan lancar. Aku memperhatikan serius dan dengan sedikit terkejut ketika ada salah satu crew kamera menegurku, “Mas, duduk di paling depan saja masih ada kosong satu lagi” ajaknya. Dengan senang hati akupun mengikuti, “wah.. kebetulan nih” pikirku, dan memang baru kali itu aku bisa ikut nonton secara langsung acara yang biasa aku tonton di layar televisi setiap malam sabtu.

Sang empu yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar, Bang Andy F. Noya dengan senyum yang khas menyapa para audience. Lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan setiap mengawali acara Kick Andy Show, dengan khidmat aku ikut menyanyikan sambil beberapa kali melirik melihat layar yang bertuliskan lyric lagu kebangsaan Indonesia itu.

Nara sumber sebagai bintang tamu saat itu sangat unik, para tuna daksa yang memiliki prestasi yang luar biasa membuatku termotivasi dengan semangatnya menjalani hidup. Dengan penyajian yang obyektif, menarik, ceria dan penuh humor segar Bang Andy F Noya membuat audience hanyut dalam suasananya. Dari situ pula aku mendapat buku berjudul “Aku Pasti Bisa” karya Vivi Silivia C. suatu cerita perjuangan hidup dari seorang tuna daksa dari Wonosobo, bernama Alberta Acéng Dani Setiawan. Selain bukunya akupun bisa bertemu langsung dengan tokoh dalam buku itu di acara Kick Andy Show.

Pada setiap waktu break di sela-sela acara, bang andy pun memberikan cerita-cerita humor, walaupun membuat audience terpingkal-pingkal selalu saja beliau menanyakan “garing ya?”.

Menurutku Bang Andy merupakan seorang motivator handal dengan caranya menyajikan secara langsung setiap obyek yang ingin disampaikan. Apabila anda dapat mengenal lebih dekat dengan beliau tentu anda akan menemukan sosok yang ramah dengan jiwa nasionalis dan memiliki segudang pengalaman.

Senin, 12 September 2011

Apa Sarapan Pagi Anda?


Di pagi hari saat akan memulai aktifitas, mungkin diantara kita terbiasa mengawali dengan sarapan terlebih dahulu, kira-kira apa saja sarapan di pagi hari?

Saat membicarakan "sarapan" yang terlintas dipikiran kita adalah makanan. Tetapi apa yang terjadi sekarang ini istilah sarapan kemudian menjadi sangat beragam. Dari berbagai cerita teman-teman yang seringkali aku dengar dari bermacam-macam sarapan pagi, baik itu makanan atau hal lain yang menjadi suatu kebiasaan yang menggantikan  kata “makan” itu sendiri.

Macam-macam sarapan pagi:
  1. Segelas susu hangat dengan roti 
  2. Mie rebus / goreng 
  3. Singkong rebus dan segelas kopi 
  4. Pisang goreng dengan segelas teh manis 
  5. dan makanan ringan atau minuman lainnya.

Beberapa contoh diatas sarapan pagi sangat bermanfaat bagi kesehatan, namun apabila sarapan pagi digantikan dengan hal lain seperti contoh dibawah ini, bagaimana menurut anda?
  1. Omelan saat dibangunkan dari tidur 
  2. Kemacetan di jalan saat berangkat kerja
  3. Telepon / sms nyasar yang berisi ancaman
  4. Teguran atasan karena sering terlambat
  5. Kerjaan kantor yang menumpuk, dll.
Suatu pagi temanku menegurku, “pagi tadi sarapan apa broth..?” Tanya temanku. Sambil memperhatikan wajah temanku yang lumayan kusut aku bilang “pisang goreng sama segelas kopi, kamu sendiri?” jawabku. “mending sarapan pisang goreng, saya malah sarapan omelan, ditambah berangkat kerja ban motor bocor, naik angkutan kena macet, hufft..!!! sarapan yang gak menyenangkan pokoknya broth..!” jawabnya.

Sedikit cerita dari beberapa ucapan kata “sarapan” yang sering aku dengar dan memiliki arti lain itu juga merupakan hidangan yang terkadang datang pada pagi hari.

Lalu apa sarapan pagi anda hari ini?

Jumat, 09 September 2011

Perang Saudara

Jika api dapat dikalahkan air,
Maka air juga dapat dikalahkan angin,
Jika angin dikalahkan gunung,
Maka gunung akan dikalahkan baja,
Namun baja akhirnya pun harus menyerah pada api, lalu siapa yang menang?

Dari dzat yang menjadikan sinar,
Sinar dapat menjadikan panas,
Dari panas bisa menimbulkan api,
Api akan mengeluarkan asap,
Dari asap akan menjadi mendung,
Mendung menjadikan air hujan,
Dari air hujan akan menjadi lumut,
Lumut akhirnya menjadi tanah,
Lalu apa saja yang terlahir dari tanah?

Jika awalnya kita dari dzat yang satu, kenapa terjadi perang saudara?

Selasa, 06 September 2011

(GoVlog - Umum) Wisata Sepeda

Siang yang terik di Jl. Raya Purwakarta membuatku memutuskan untuk berhenti di warung es kelapa muda, di bawah Jalan Tol Cipularang. Tidak selang lama beristirahat, disusul pula oleh para pengguna jalan lainnya yang berhenti di tempat itu. Perjalanan balik setelah mudik lebaran tahun 2011 ini, dari Solo menuju Jakarta dengan menggunakan sepeda motor memang cukup melelahkan.

Ada yang membuatku tertarik dalam perjalanan saat melihat ada serombongan orang bersepeda gowes ikut mampir di warung tempatku minus es kelapa. Beberapa pria paruh baya memarkirkan sepedanya, mereka menamakan dirinya ATROK, yang berkeliling wisata dengan menggunakan sepeda. Atrok sendiri berarti tamasya atau melancong.

Komunitas sepeda wisata Atrok menurut saya sangat unik karena beranggotakan kakek-kakek yang rata-rata berumur 50-60 tahun. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Waduk Jatiluhur, salah satu tempat wisata di Kabupaten Purwakarta. “Kami sudah berkeliling ke tempat-tempat wisata di kota Bandung, Kuningan, Cianjur, Sukabumi sampai ke pegunungan Dieng di Wonosobo” kata Yaman alias Orok, 63 tahun. Menurut Pak Yaman jumlah anggota Atrok ada belasan orang dan semuanya sudah paruh paruh baya. “Anggota kami yang paling muda namanya Pak Endang, umurnya 47 tahun” sahut Adah Dahlan, 53 tahun.

Saya kemudian asyik mendengar cerita-cerita wisata mereka dengan sepedanya. Berwisata sepeda selain mengisi liburan juga merupakan olah raga yang baik untuk kesehatan. Mereka kembali mengisi libur lebaran ke Waduk Jatiluhur setelah sebelumnya di awal bulan ramadhan bersepeda ke tempat-tempat wisata di daerah Cirebon.
Dari kiri: Atep, Endang, Adah Dahlan, Yaman.
Dari kiri: Deni, Atep, Yaman, Adah Dahlan dan Trisnoaji.

Tidak ada persiapan khusus ketika mereka berwisata sepeda, hanya dengan niat dan tekad yang bulat mereka melakoni wisata sepeda ditambah bekal secukupnya. “Karena saya sudah tua, dengkul saya terasa lemas, makanya saya minta berhenti disini mas, sambil minum air kelapa muda biar seger” kata pak Yaman. Perjalanan mereka baru berhenti sekali dari mulai start di daerah Tanjungsari-Cangkuang sekitar 20 Km dari Kota Bandung, kampung mereka berasal.

Pertanyaan-pertanyaan saya yang begitu penasaran membuat mereka bertanya, “Mas wartawan ya? Kok setiap kami jawab, mas tulis di kertas” kata pak Atep. “Hehee.. bukan pak! Kebetulan Handphone saya batrenya drop jadi tidak bisa nulis di twitter” jawab saya. “Twitter itu apa ya mas?” kata pak Yaman. “Itu loh.. yang di internet kayak pacebok” sahut pak Endang. “Ohh.. maklum saya nggak ngerti yang namanya internet-internetan hehe..” kata pak Yaman. Saya tersenyum melihat canda tawa mereka. Kemudian sayapun meminta ijin untuk tulisan-tulisan dari cerita mereka yang hendak saya input di blog SetandanPisang.com

“Kalau masih ada umur, mudah-mudahan bulan depan kami semua bisa berangkat ke Madura dengan bersepeda” kata Atep, 53 tahun, sebelum melanjutkan perjalanannya. Mereka pun mengundang saya main ke kampung mereka kalau saya jalan-jalan ke Bandung.

Saya sempat berpikir, semangat luar biasa yang mereka miliki, mungkin karena sudah tua, harus pandai menjaga kesehatan. Dengan bersepeda wisata selain membuat badan sehat juga membuat otak segar dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata.

Hati-hati di jalan ya pak, selamat ber-atrok dan bersepeda ria, semoga selamat sampai tujuan, kapan-kapan saya sempatkan mampir ke kampung bapak sekalian.

--

Komunitas Sepeda Wisata “ATROK”
Alamat:
Kp. Cirengit, Rt: 001/02 Tanjungsari
Cangkuang, Bandung - Jawa Barat.



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms