Selasa, 26 Juni 2012

Pesan Di Balik Rambu Lalu Lintas

Peringatan hati-hati pada rambu jalan seringkali dipandang sebelah mata, sehingga pengguna jalan tak jarang mengalami kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Pengguna jalan yang baik tentu akan selalu memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas atau perlengkapan yang dipasang untuk membantu mengatur lalu lintas, seperti: petunjuk, peringatan, larangan dan perintah bagi pengguna jalan.

Dengan adanya rambu lalu lintas diharapkan akan memberi kemudahan bagi pengguna jalan dalam melakukan perjalanan sehingga bisa sampai ke tempat tujuannya dengan selamat.

Dan apabila pengguna jalan jeli, sesungguhnya ada banyak sekali pesan yang ingin disampaikan dibalik rambu yang terpampang di kanan maupun kiri jalan, seperti halnya tanda 'Peringatan Hati-hati'.

Rambu HATI-HATI memiliki pesan kepada pengguna jalan supaya ingat dengan hatinya. Hemm... lalu apa yang ada di dalam hatinya?

Kalau hatinya mudah terbakar emosi, bukankah akan lebih mudah tersulut egonya dan malah bisa menjadikan jalanan sebagai arena aduan?! Tentu maksudnya bukan itu, Hati-hati merupakan bentuk penekanan kata yang diulang dan memiliki maksud mengingatkan, bahwa masih ada hati yang paling dalam yang selalu jujur.

Hemm.. Pasti asyik bila pesan-pesan itu dapat dipahami oleh semua pengguna jalan, untungnya peringatan itu menggunakan bahasa Indonesia, coba kalau yang dipakai bahasa asing tentu maknanya akan berbeda :D

Sumber:
- http://www.artikata.com/arti-386732-hati-hati.html
- http://tmcmetro.com/informasi-masyarakat/informasi-umum/rambu-rambu-lalu-lintas-marka-jalan

Sabtu, 23 Juni 2012

Doa Bukan Senjata

Demi mewujudkan impian dan harapan, biasanya seseorang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya, baik itu dengan cara yang benar, maupun cara yang mereka anggap benar.

Salah satu hal yang dilakukan, terkadang juga disertai dengan ritual atau dengan cara berdoa agar keinginannya terpenuhi. Walaupun mungkin ada saja yang beranggapan itu hanya buang-buang waktu.

Tidak sedikit diantara kita memilih doa sebagai pamungkas, karena biar bagaimanapun setiap manusia tentu memiliki perasaan was-was dan dalam hatinya sesungguhnya percaya bahwa hidup ini ada yang menggerakan dan menguasainya, yaitu TUHAN.

Dan ketika doa itu menjadi sesuatu yang diandalkan, maka terkadang bisa menjadi keliru apabila menganggap doa itu sebagai senjata untuk menyerang.

Doa semestinya ibarat perisai untuk membentengi diri, bukan sebagai senjata untuk melumpuhkan suatu obyek. Contoh doa yang dijadikan senjata adalah apabila seseorang berpikir kalau mau begini atau begitu doanya yang bagaimana. Kalau demikian adanya maka sebaiknya kita tidak perlu memprotes, dengan mengatakan Tuhan tidak adil, apabila doa kita tidak terkabul.

Diibaratkan sebagai perisai karena doa selain untuk membentengi diri, juga sebagai pelengkap dari suatu ihtiar. Ihtiar inilah yang semestinya disebut  senjata atau ujung tombaknya. Selain itu doa lebih bertujuan untuk menyiapkan diri kita agar lebih menerima pada kehendak Tuhan, sehingga apapun yang kita dapatkan dari doa itu membuat kita bisa bersyukur.

Sabtu, 16 Juni 2012

Belum Ada Judul

Akhir-akhir ini lagi males posting, nggak tau kenapa nih.. padahal banyak banget momen yang semestinya bisa aku jadikan tulisan.

Dari awal bulan, seperti : Pendaftaran anak sekolah, masuk SD secara online, dan sibuknya orang tua sepertiku yang baru pertama kali mendaftarkan anaknya sekolah, dll.

Dan saat aku mau menuliskan di lembar ini, sekarang.. Ehh.. malah nggak tau apa aja yang mau di tulis. Yo wes nunggu good mood deh. SEKIAN.


Jumat, 01 Juni 2012

Sisi lain: Bicara Soal Rokok

Sebagian ulama ada yang berpendapat rokok itu haram, ada yang berpendapat rokoknya tidak haram tapi merokok bisa menjadi haram dan ada juga yang berpendapat rokok dan merokok tidak haram.

Lalu seperti apa yang dibicarakan oleh kawan setandan soal rokok?

Ketika aku bertanya kepada seorang teman tentang perbedaan pendapat soal rokok, aku justru mendapatkan jawaban yang lebih menarik perhatianku dibanding soal ribut-ribut mengenai hukum rokok itu sendiri.

Jawaban dari temanku membuatku berpikir lain, ketika dia bilang "yang diperdebatkan itu belum tentu benar atau salah, yang jelas-jelas keliru justru adanya perselisihan yang ditimbulkan".

Jika perselisihan itu timbul karena semua merasa memiliki dalil, mengamini dengan keyakinannya, membuat pembenaran-pembenaran yang sebenarnya lebih cocok untuk konsumsi pribadi tapi digembar-gemborkan ke khalayak untuk diikuti, maka yang terjadi justru hanya membuat kebingungan.

__bersambung

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms