Sabtu, 23 Juni 2012

Doa Bukan Senjata

Demi mewujudkan impian dan harapan, biasanya seseorang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya, baik itu dengan cara yang benar, maupun cara yang mereka anggap benar.

Salah satu hal yang dilakukan, terkadang juga disertai dengan ritual atau dengan cara berdoa agar keinginannya terpenuhi. Walaupun mungkin ada saja yang beranggapan itu hanya buang-buang waktu.

Tidak sedikit diantara kita memilih doa sebagai pamungkas, karena biar bagaimanapun setiap manusia tentu memiliki perasaan was-was dan dalam hatinya sesungguhnya percaya bahwa hidup ini ada yang menggerakan dan menguasainya, yaitu TUHAN.

Dan ketika doa itu menjadi sesuatu yang diandalkan, maka terkadang bisa menjadi keliru apabila menganggap doa itu sebagai senjata untuk menyerang.

Doa semestinya ibarat perisai untuk membentengi diri, bukan sebagai senjata untuk melumpuhkan suatu obyek. Contoh doa yang dijadikan senjata adalah apabila seseorang berpikir kalau mau begini atau begitu doanya yang bagaimana. Kalau demikian adanya maka sebaiknya kita tidak perlu memprotes, dengan mengatakan Tuhan tidak adil, apabila doa kita tidak terkabul.

Diibaratkan sebagai perisai karena doa selain untuk membentengi diri, juga sebagai pelengkap dari suatu ihtiar. Ihtiar inilah yang semestinya disebut  senjata atau ujung tombaknya. Selain itu doa lebih bertujuan untuk menyiapkan diri kita agar lebih menerima pada kehendak Tuhan, sehingga apapun yang kita dapatkan dari doa itu membuat kita bisa bersyukur.

0 Komentar:

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms