Lebaran idul fitri menjadi fenomena yang sangat berkesan bagi hampir semua orang, tidak terkecuali dengan saya beserta keluarga. Sebagian besar masyarakat yang merayakan lebaran idul fitri tentu merasakan suka cita di hari itu. Walaupun mungkin ada beberapa diantara kita yang tidak dapat menikmati meriahnya lebaran idul fitri, tetapi semua setuju mengenai hari lebaran sebagai hari yang suci dan juga diyakini sebagai hari kemenangan setelah sebulan sebelumnya melaksanakan puasa demi melawan hawa nafsu.
Berharap di hari lebaran itu Tuhan mengampuni segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dan menjadikan bersih dari segala dosa sehingga kembali fitri layaknya seperti bayi yang baru lahir.
Tetapi mungkin sudah menjadi sifat manusia yang tak lepas dari kesalahan, baru beberapa hari selepas lebaran, suasana kembali memanas dan sudah terlihat perusakan pada hari yang indah itu. Tradisi mudik yang dari awal didasari tujuan untuk saling silahturahmi seolah hanya terbatas pada kerabatnya saja, ketika di jalanan masih ada saja yang enggan untuk mengalah dengan yang lain. Ahh.. mungkin saya saja yang merasakan ketika diperjalanan mudik dan balik itu.
Kita lupakan saja kenangan selama diperjalanan itu karena mungkin bukan tugas kita yang harus mengatur jalanan, tetapi kenapa jadi menyalahkan orang lain? Lalu dimana istilah saling memaafkan itu? Berharap sekeliling kita harus benar, tapi kita bagaimana?
Demi mempertahankan hidup yang lebih baik setelah merasa tak lagi memiliki dosa karena melalui lebaran, terlihat penuh semangat, berlomba dan berlomba. Tetapi tanpa disadari gesekan-gesekan kembali membuat luka baru. Setelah sebulan berlalu, sifat-sifat manusiawi terus tumbuh berkembang dan tidak lagi seperti bayi.
Hari-hari lebaran yang sebelumnya bernuansa surgawi sekarang mulai memudar, senyum manis si Fitri mulai terlihat hambar, benar dan salah mulai samar.
Ahh.. mungkin itu perasaanku saja.
15 Komentar:
yg membuat kerusuhan itu yg tak beribadah
jika ia benar2 menjalankan puasa ramadhan hiingga tahu makna idul fitri pasti dia akan menjadi lebih baik setelah lebaran....
semoga memang kita bisa menjadi lebih bersih dari segala dosa sehingga kembali fitri layaknya seperti bayi yang baru lahir ya mas ya :)
Kebiasaan duniawi memang sulit untuk diubah Mas. Tapi jangan pernah berhenti berdoa. Semoga setiap Idul Fitri membawa kebaikan yang lebih banyak daripada keburukkan setelahnya :).
Amiin :)
Semoga selalu lebih baik ya kang :)
@anisayu: betul mba, setujuuuu! :)
Amiin.. Insha Allah :)
Saya tertarik dengan gambar karikatur diatas. Gambarnya didominasi warna putih dengan coretan hitam. Rambutnya 'cuma' tiga helai. Tentu setelah merayakan Idul Fitri pasca puasa bulan Ramadhan sebulan penuh, tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari semakin terpuji. Tapi faktanya tidak mudah untuk menundukkan hawa nafsu yang ada dalam diri kita. Butuh perjuangan yang berat untuk menundukkannya. Semua manusia dilahirkan dalam keadaan suci, 'putih bersih bagai kertas yang belum ada tulisannya'. Hendaknya berbudi pekerti 'santri' yaitu mempunyai hubungan baik dengan Tuhan, manusia dan alam lingkungan. Bila demikian hidup semakin indah untuk dilalui.
malah ada yang sebulan kurang.. :D
lebaran lagi?love,peace and gaul.
lebaran tiap hari jum'at :)
ironis ya kang!?
hehe.. gambar diatas saya upload dari google image, trus saya tambahin sedikit.. mudah2n yg membuat sebelumnya memberi ijin karena saya tidak bermaksud menempatkan gambar untuk hal yang negatif dan mudah2n tidak mengurangi makna dari gambar tsb.
mampir ah ..
Monggo mas.. silahkan :)
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...