Rabu, 13 Juli 2011

Ingat Kampung Halaman

11 tahun telah aku lalui semenjak memutuskan untuk pergi merantau, dikala itu yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana aku bisa bekerja untuk mencoba belajar mandiri dan memenuhi keperluanku sehari-hari, dimana aku yang sudah dibesarkan oleh kedua orang tuaku merasa malu karena selalu merepotkan orang tuaku, namun sampai sekarang kenyataannya pun masih saja merepotkan orang tuaku. Apalah artinya diriku tanpa doa restu orang tua. Beliau yang selalu bangun malam-malam untuk memohonkan pada yang maha kuasa demi keselamatan anaknya.
“ketika pulang kampung”

Rasa rindu yang tak tertahan itu akhirnya membawaku langkahku menyusuri jalanan menuju kampung halaman. Berdua dengan anakku Setoaji yang juga sedang libur sekolah aku memesan tiket kereta api. Rupanya keberuntungan masih belum berpihak pada kami, tiket sudah habis terjual dan tak ada lagi kursi yang tersedia.
suasana kereta api ekonomi [setoaji]
Karena anakku lebih senang dan hanya mau naik kereta api, terpaksa kami naik kelas ekonomi dan berdiri. Kasihan juga anak masih kecil harus berdesak-desakan, tapi karena kemauannya yang kuat aku turuti juga. Ternyata masih ada satu dari sekian banyak penumpang kereta dalam satu gerbong yang berbaik hati melihat anakku berdiri dan menyisihkan tempat duduknya buat anakku, akupun lega walaupun aku harus berdiri tetapi yang penting anakku bisa duduk.

Lain halnya ketika sudah tiba di Stasiun Gombong dimana aku turun dari kereta itu dan mencari kendaraan berikutnya yang menuju ke rumahku, penumpang minibus justru banyak yang kemudian berdiri untuk mempersilahkan aku dan anakku duduk. Mereka merasa lebih muda dariku dan juga melihat aku yang terlihat kecapean setelah menempuh perjalanan jauh mempersilahkan aku duduk. Dalam pikiranku terbersit, ini baru adab kampungku yang menghormati dan menghargai orang lain, lain halnya yang sering aku temui selama di perkotaan, karena merasa paling dulu kemudian tak peduli dengan siapapun atau orang lain sesama penumpang, walaupun orang yang dihadapannya sedang repot tetap saja cuek dan duduk dengan santainya. Huffftt.. mungkin ini perasaanku saja yang terlalu sensitive.
angkutan umum gombong-purwokerto
Turun dari angkutan umum yang menuju rumah ternyata kami sudah dijemput ibuku, rasa haru bercampur bahagia sangat kami rasakan. Penuh rasa khawatir menanyakan bagaimana perjalanan kami “capek ya nang?” Tanya ibuku. “nggak mbah, malah asyik loh naik kereta” jawab anakku. Aku hanya tersenyum mendengar jawaban anakku.
jalan menuju rumah nenek [setoaji & neneknya]
Pertemuan seorang ibu dengan anaknya dan seorang nenek dengan cucunya yang dipisahkan jarak dan waktu sangat terasa mengharukan. Air mataku tanpa sadar sudah membasahi pipi.

mengenang kembali jalan-jalan kenangan

Sesudah bertemu semua keluarga di kampung hatiku merasa lega, rasa lelah dari perjalananku seolah hilang begitu saja. Setelah saling bertegur sapa dan bercengkerama dengan penuh kemesraan aku lanjutkan dengan menelusuri jalan-jalan kampungku bersama beberapa keluargaku.
jalan kampung
Kenangan lama tentang kampungku kembali mengisi pikiranku, walaupun sudah banyak perubahan tetapi rasa damai itu tetap terasa disana.

9 Komentar:

saryadi nilan mengatakan... Reply Comment

setiap tujuan yang selalau di awali dengan niat yang baik akan selalu di berikan jalan oleh ALLAh SWT,ini juga pernah terjadi pada daku saat pertama kali bekerja ke luar negeri,apakah daku mampu dan bisa menghadapi semuanya di sana,ternyata dengan niat yang baik dan suci inssallah lancar-lancar aja,salam love,peace and gaul.

rumputilalang mengatakan... Reply Comment

rasa kepedulian masyarakat di perkotaan lebih rendah dari pada di pedesaan, meskipun tidak semuanya

Unknown mengatakan... Reply Comment

@saryadinilan: ia ndan, semua didasari niat kita, terima kasih :)
@rumput dan ilalang: betul!! pada dasarnya tergantung kitanya dalam menyikapi :)

Unknown mengatakan... Reply Comment

aduh udah punya anak to tak kira masih lajang e.klow mbaca yg ini terharu ak.aslinya mana to tris? gombong itu

Unknown mengatakan... Reply Comment

@bopfive5: hehe.. chek about me aja mas broth.. :)

Unknown mengatakan... Reply Comment

wo o iya e ,sorry, sekarang udah baca kok ,ternyata yg bantu blog tresnoaji banyak ya

SetandanPisang mengatakan... Reply Comment

@saryadinilan: ia ndan, semua didasari niat kita, terima kasih :)
@rumput dan ilalang: betul!! pada dasarnya tergantung kitanya dalam menyikapi :)

saryadinilan mengatakan... Reply Comment

setiap tujuan yang selalau di awali dengan niat yang baik akan selalu di berikan jalan oleh ALLAh SWT,ini juga pernah terjadi pada daku saat pertama kali bekerja ke luar negeri,apakah daku mampu dan bisa menghadapi semuanya di sana,ternyata dengan niat yang baik dan suci inssallah lancar-lancar aja,salam love,peace and gaul.

Anonim mengatakan... Reply Comment

Terima kasih atas informasi menarik

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms