Terkadang memang sulit untuk mengakui bahwa kita
sebagai manusia masih cenderung mengedepankan sifat hewaniah yang ada dalam
diri kita ketimbang sisi manusiawi atau Nas.
Bagaimana tidak?! Bukankah kita akan merasa
tersinggung atau mungkin marah apabila ada yang mengatakan, seperti: Dasar lo
monyet!, Anjing lo!, Dasar wedus! atau umpatan lainnya yang menyamakan kita
seperti hewan.
Manusia dikatakan sempurna karena memiliki hampir
semua sifat-sifat makhluk Tuhan lainnya, termasuk sifat hewaniah. Sifatnya saja
loh, bukan seperti yang dikatakan oleh Darwin kalau manusia secara fisik karena
hasil evolusi dari kera, kalaupun ada yang dari keturunan binatang itu
karena adanya penyimpangan.
Sifat-sifat hewaniah akan tetap ada dalam diri
manusia selama masih hidup, sifat tersebut dapat terlihat karena manusia masih perlu
tidur, makan, minum dan sex. Sifat hewaniyah hanya bisa diredam atau
dikendalikan oleh manusia (memanusiakan) dan tidak bisa dihilangkan selama
manusia itu masih hidup.
Memanusiakan sifat hewaniyah dalam diri kita adalah
dengan cara selalu menggunakan intelektual atau akal fikir dan hati yang telah
Tuhan karuniakan pada manusia dalam melakukan segala hal.
Dan karena manusia masih perlu tidur, makan,
minum dan sex maka sebaiknya tidak perlu marah-marah apabila kita dikatakan
seperti hewan. Kalau kata Sudjiwo Tedjo: Asu kabeh! Heuheuheu…
0 Komentar:
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...