Sabtu, 13 Oktober 2012

Sang Penggembala

Terkadang memang sulit untuk mengakui bahwa kita sebagai manusia masih cenderung mengedepankan sifat hewaniah yang ada dalam diri kita ketimbang sisi manusiawi atau Nas.

Bagaimana tidak?! Bukankah kita akan merasa tersinggung atau mungkin marah apabila ada yang mengatakan, seperti: Dasar lo monyet!, Anjing lo!, Dasar wedus! atau umpatan lainnya yang menyamakan kita seperti hewan.

Manusia dikatakan sempurna karena memiliki hampir semua sifat-sifat makhluk Tuhan lainnya, termasuk sifat hewaniah. Sifatnya saja loh, bukan seperti yang dikatakan oleh Darwin kalau manusia secara fisik karena hasil evolusi dari kera, kalaupun ada yang dari keturunan binatang itu karena adanya penyimpangan.

Sifat-sifat hewaniah akan tetap ada dalam diri manusia selama masih hidup, sifat tersebut dapat terlihat karena manusia masih perlu tidur, makan, minum dan sex. Sifat hewaniyah hanya bisa diredam atau dikendalikan oleh manusia (memanusiakan) dan tidak bisa dihilangkan selama manusia itu masih hidup.

Memanusiakan sifat hewaniyah dalam diri kita adalah dengan cara selalu menggunakan intelektual atau akal fikir dan hati yang telah Tuhan karuniakan pada manusia dalam melakukan segala hal.
Dan karena manusia masih perlu tidur, makan, minum dan sex maka sebaiknya tidak perlu marah-marah apabila kita dikatakan seperti hewan. Kalau kata Sudjiwo Tedjo: Asu kabeh! Heuheuheu…

0 Komentar:

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms