Rabu, 14 November 2012

Antara Suro dan Muharam

Spanduk ucapan Tahun Baru Hijrah 1 Muharram 1434 di Masjid As-Sakinah PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Spanduk ucapan Tahun Baru Hijrah 1 Muharram 1434
Bagi kaum muslim, malam ini merupakan malam pergantian tahun baru islam 1434 H yang bertepatan dengan tanggal 15 November 2012, bagi masyarakat jawa malam ini lebih dikenal dengan malam 1 suro sedangkan tahunnya adalah 1946, ada selisih sekitar 500-an tahun dengan tahun Hijrah.

Sebagian masyarakat beramai-ramai merayakan malam pergantian tahun baru ini, walaupun memang tidak semeriah seperti malam pergantian tahun baru Masehi ataupun pergantian tahun pada masyarakat China yang biasa disebut Imlek. Namun tentunya setiap orang tentu memiliki kesan dan harapan tersendiri setiap kali merayakan malam pergantian tahun, entah itu Tahun Hijrah, Tahun Jawa, Masehi ataupun Imlek.

Begitu juga dengan aku yang berharap tahun baru ini menjadikan aku dapat memperbaiki kesalahan atau kekurangan pada tahun-tahun sebelumnya. Semoga di tahun ini aku diberi kekuatan untuk lebih mencintai dan menyayangi serta dapat menjaga Anak-anakku, Istriku, Orang tuaku dan ahli-ahliku semua. Amiin


Minggu, 04 November 2012

Karena Suka

Beberapa hari ini aku sering merasa kurang enak badan, aku sadar mungkin karena aku lama nggak olahraga. Rasa pegal, otot-otot terasa kaku, pokonya aku merasa benar-benar drop.

Sudah dua kali badan diurut dalam seminggu ini, oleh tukang urut (tukang pijat) yang berbeda, tapi masih saja terasa ada yang kurang beres dengan kondisi fisikku. Dan semalam aku batal diurut untuk yang ketiga kalinya oleh sahabat baikku, Ponco, ketika sedang ngumpul-ngumpul di Basecamp SetandanPisang Rawamangun. Dia (Ponco) memang dapat dibilang baru mulai bisa mijit belum lama ini (sepengetahuanku), atau mungkin aku saja yang nggak tau kalau dia sebenarnya sudah lama dan biasa mijit, yang jelas pernah satu kali aku dipijit olehnya dan terlihat sangat profesional.

Aku batal dipijit semalam bukan tanpa alasan, oleh sebab ada Pak Yanto yang mengajakku main catur, akhirnya aku lebih memilih mengiyakan untuk main catur daripada diurut lebih dulu. Aku memang suka main catur walaupun lebih sering kalah daripada menangnya, tapi karena dasarnya suka tetap saja aku serius dalam permainan itu, sampai-sampai lupa waktu kalau sudah didepan bidak catur, seandainya nggak terdengar suara adzan shubuh di Musholah samping Basecamp, mungkin permainan yang aku mainkan berdua saja dengan Pak Yanto  dari mulai sore itu belum berhenti.

Memang, sebagian orang ada yang menganggap permainan catur itu hanya membuang-buang waktu, tapi bagi sebagian yang lain mungkin akan berbeda juga dalam menanggapinya.

Aku teringat ketika ada salah satu temanku yang bilang "Lah wong kayu kok dipikiri (Cuma kayu kok dipikirin)" tetapi ketika itu pula aku sempat termenung sewaktu salah satu temanku yang lain menimpali "Catur ini bukan sekedar kayunya tapi hayu-nya, itu yang mesti dipikiri" (=bahasa arab hayu artinya hidup).

Ya, apapun itu, bila seseorang yang memiliki suatu kesenangan tentu karena dia juga memiliki alasan tersendiri yang menurutnya sudah benar. Seperti halnya aku yang karena keasyikan main catur sampai lupa kalau sebenarnya badanku yang sedang kurang fit perlu diurut. Setelah permainan catur berakhir aku mulai terasa kembali badanku yang pegal-pegal.

Pijitin dong hehe... 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms