Kendaraan berikutnya Mitsubishi Lancer mengikuti dari belakang dengan jumlah 5 orang sahabat setandan, walaupun berangkat paling belakang bukan berarti kami tinggal begitu saja. Dalam perjalanan dengan saling komunikasi melalu telepon genggam kami saling memantau satu sama lain.
Setibanya di lokasi yang dituju
(rumah baru salah satu sahabat setandan) ternyata sudah berkumpul juga sahabat lainnya yang terlebih dahulu datang dan ikut memenuhi undangan itu
(lihat: memenuhi undangan sahabat). Lebih dari 50 sahabat berkumpul disana, jabat tangan erat masing-masing sahabat membuat suasana kemesraan terasa bahagia. Hal semacam ini jarang kita temui disaat masing-masing sibuk dengan rutinitas sehari-hari, diselingi canda tawa dan saling bertegur sapa menanyakan kabar berita para sahabat. Tanpa terasa malam semakin larut, acarapun dimulai dengan beberapa pesan dari pihak tuan rumah dan sesepuh sahabat setandan serta beberapa jamuan yang kami nikmati berjalan sekitar 2 jam, berikutnya dilanjutkan obrolan santai warung kopi.
Obrolan Warung Kopi
Seperti biasa saat paling ditunggu-tunggu pun tiba, obrolan warung kopi.. yah.. itu lah.. selain jamuan makanan juga bertambah asyiknya bercengkerama bersama sahabat dengan kopi pahit, jajanan pasar dan aneka makanan lainya membuat suasana semakin menyenangkan. Ingat bila diantara kita ada yang suka menonton pagelaran wayang kulit, disitu ada satu adegan yang selalu dinantikan oleh pemirsanya yaitu *goro-goro. Penuh canda dan tawa, tapi tidak sekedar itu, walaupun terkesan banyolan tapi terkadang menyimpan makna yang dalam, mungkin hal semacam itulah perumpamaan kami saat acara obrolan warung kopi.
Berikut beberapa petikan dari obrolan warung kopi:
- - Sahabat dari Nganjuk Jawa Timur sebut saja namanya “CAK Ndan”
- - Boss besar basecamp setandan sebut saja namanya “Boss Ndan” (dari kata setandan)
- - Sahabat dari Tambun Bekasi sebut saja namanya “Ndan2”
- - Sahabat dari Jakarta sebut saja namanya “Ndan3”
- - Para sahabat sebut saja “Ndan Broth”
Cak Ndan: “kota Jakarta yang kita lalui tadi tak jauh beda dengan Jakarta tempo doeloe ya ndan..”
Ndan Broth: “tak jauh beda gimana maksudnya Cak Ndan?”
Cak Ndan: “yaa.. masih lengkap dengan gemerlap duniawinya. Apa dah pada lupa akhirat ya?”
Ndan Broth: “hohoho… terkadang emang seperti itu di tengah-tengah kota besar”
Cak Ndan: “Hufft.. dunia ini memang syurga buat orang yang cinta duniawi dan neraka buat orang yang cinta akhirat?”
Ndan2: “dunia ibarat racun akhirat ya ndan?”
Ndan3: “racun karena dia yang banyak terjerumus, tapi yang bisa menikmati dengan baik justru merasakan surga..”
Boss Ndan: “Sebenarnya dunia ini adalah kancah atau ajang bagi manusia untuk menentukan pilihannya, akhirat itu gimana waktu di dunianya. Kita tidak boleh mengatakan ini neraka atau racun, bukankan kita masih tinggal di dunia?”
Ndan Broth: “hemm… iya yah..”
Demikian sedikit cerita dari acara sahabat setandan yang sedang berbagi sembari ngopi dari salah satu acara di Tangerang.
Untuk
keluarga,
sahabat dan kawan setandan lainnya mudah-mudahan setiap langkah dan pengalamannya selalu menjadi manfaat buat yang lain. Terima kasih.
*Goro-goro : salah satu sesi atau babak dalam pagelaran kesenian wayang kulit yang ditandai oleh keluarnya punakawan, babak ini berisi petuah atau nasehat dengan diselingi humor dari setiap tokoh punakawan.