Di Jawa, seorang suami biasanya menyebut istrinya sebagai garwo, begitu pula sebaliknya, seorang istri juga menyebut suami sebagai garwo.
Garwo adalah sebutan untuk istri atau suami yang dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari kata sigaraning nyowo atau dalam bahasa indonesia diartikan belahan jiwa.
Sebutan garwo dijadikan sebagai ungkapan setelah seorang laki-laki dan perempuan yang sebelumnya bercerai berai kemudian dipersatukan dalam ikatan suci yang disebut pernikahan agar saling melengkapi satu sama lain.
Dalam ikatan suci, untuk saling melengkapi maka seorang suami akan dimasukan jiwa sang istri sebagai separuh jiwanya, begitu pula seorang istri dimasukan jiwa sang suami sebagai separuh jiwanya pada saat akad nikah, sehingga masing-masing saling memiliki separuh jiwa pasangannya agar dapat saling mengisi, memahami dan melengkapi satu sama lain. Di situlah letak kesakralan dalam pernikahan.
Mengapa di-masukan? Lalu siapa yang me-masukan?
Bersambung...
0 Komentar:
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...