Tuntutan buruh kepada pemerintah menyoal kenaikan UMP akhirnya berujung pada demo besar-besaran dan bahkan lebih bersifat mengancam dengan mengajak sesama buruh untuk bersatu mogok kerja secara massal.
Ada yang membuatku geli ketika mendengar obrolan buruh disela-sela riuhnya demo tersebut.
Buruh 1: "Tenang wae Mas, tuntutan bisa dipenuhi kok, malah jare wis deal loh!", katanya dengan bahasa campuran dan logat jawa yang kental.
Buruh 2: "Wah, tenan po? terus gimana hasilnya?"
Buruh 1: "Upah ditetapkan berdasar tingkat pendidikan, pengalaman dan prestasi."
Buruh 2: "Wuaduh.. kalo saya kan cuma lulusan SMP, kira-kira gajinya berapa ya?" tanyanya dengan mimik yang sedih.
Buruh 1: "Emm.. Tenang wae Mase.. untuk lulusan SMP jare naik 20% loh.."
Buruh 2: "Benarkah! Asyeeekkk.. Nah, kalo gitu baru adil. Hidup buruh!" teriaknya dengan sangat gembira.
Buruh 1: "Tapi, jangan terlalu girang dulu Mas, masalahnya upahnya itu bukan dari nilai Rupiah, tapi Yen"
Buruh 2: "Loh, kok gitu Mas? terus nilainya jadi berapa ya?"
Buruh 1: "Iya.. Jadiiii.., Yen boss purun maringi"
Buruh 2: "!@#$%^&*().."
Video demo buruh di sepanjang Jl Raya Bekasi Km. 21-22, dari Cakung menuju Pulogadung, Jakarta Timur.
0 Komentar:
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...