Rabu, 27 April 2011

Indonesia dan Perahu Nuh (bag. 2)

ilustrasi perahu Nuh. (google image)
Untuk mencari kebenaran tentang hikayat atau sejarah bahtera Nuh, para ahli arkeologi bekerja sama dengan ahli-ahli kitab berusaha menggali peninggalan sejarah dan berusaha mencari tahu tentang dimana keberadaan bahtera Nuh yang telah terpendam ribuan tahun lalu.
Dari hasil penelitian yang belum lama ini kita dengar dan lihat para ahli arkeologi dan ahli kitab berhasil menemukan jejak fisik bahtera Nuh, walaupun masih banyak kontroversi didalamnya. Jejak fisik bahtera Nuh itu dikabarkan telah ditemukan di wilayah Turki.
Sebagai orang awam kami patut bersyukur atas penemuan itu dan kita wajib mengucapkan terima kasih kepada para ilmuwan yang telah melakukan penyelidikan atas kerja kerasnya,  karena dengan adanya penemuan itu kita bertambah yakin bahwa Tuhan bukan pendusta. Dan keberadaan Nuh dengan perahu besarnya itu benar ada dan bukan lagi cerita bohong.
Selain wujud nyata, bahtera Nuh juga memiliki bentuk kiasan yang mengandung filosofi tentang suatu kehidupan pada suatu tempat, dimana tempat tersebut menggambarkan sebuah perahu besar yaitu perahu Indonesia.
Seperti yang diceritakan dalam sejarah bahwa selain manusia yang berada di dalam bahtera Nuh disitu juga memuat bermacam-macam jenis hewan. Dapat kita bayangkan betapa penuh sesaknya bahtera Nuh itu ya... 

Ada hal yang dapat kita ambil hikmah dari peristiwa itu. Meskipun di dalam bahtera Nuh penuh sesak dengan semua muatannya, tetapi semua yang ada dalam bahtera Nuh merasa aman, nyaman, tentram dan damai. Kita tidak pernah mendengar adanya gajah yang berkelahi dengan hewan lainnya yang bisa menyebabkan perahu oleng. Kita juga tidak pernah mendengar semut berteriak kesakitan dan mengadu kepada Nuh karena tempatnya dikuasai gajah disana, atau cicak yang berkelahi dengan buaya, juga hewan lainnya yang saling berebutan untuk mendapatkan bagiannya. Hal itu karena Nuh sebagai nahkoda perahu memiliki sifat yang tegas, arif, adil dan bijaksana, sehingga yang satu dengan yang lainnya tidak merasa dirugikan.

Dapat kita bayangkan betapa damainya apabila bangsa Indonesia yang kita gambarkan seperti perahu ini juga demikian. Tetapi kita tidak perlu pesimis jika gambaran tentang perahu Indonesia itu nyata bukan sekedar impian maka kepemimpinan perahu Indonesia yang mencerminkan sifat dan sikap Nuh juga bisa menjadi kenyataan bukan sekedar khayalan. Semua dapat berjalan sesuai aturannya dan  tulisan Bhineka Tunggal Ika yang terpampang di sebuah pita yang dicengkeram pada lambang Garuda Pancasila itu dapat dicerminkan dalam muatan perahu Indonesia. Dengan demikian perahu Indonesia dapat mengarungi samudera nan luas tanpa rasa takut akan tenggelam karena hantaman gelombang. Sehingga pada akhirnya perahu Indonesia bisa selamat  sampai tujuan dan berlabuh di Dermaga Cinta (Cerita Indah Nusantara Tanah Airku).


Pisangan, April 2011
(hasil obrolan: Aca, Alung, Trisnoaji dan Jarwo)

2 Komentar:

DeWay mengatakan... Reply Comment

Saya melihat kesamaanya pada waktu bahtera itu dibuat, dimana isi dunia ini dihuni oleh orang-orang dursila, hanya Nuh dan keluarganya yang taat. Dan Nuh jadi cemoohan. Sama kayak di bangsa ini, kalau orang melakukan hal yang dursila baik-baik saja, tetapi mereka yang setia melakukan kebenaran malah mendapat cemooh

Trisnoaji mengatakan... Reply Comment

kaum yg mengagungkan kebenaran hakiki semakin sedikit saja ya kang.. :(

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms