Kamis, 18 April 2013

Tak Percaya Takdir

Traffic Light Jalan Pemuda Rawamangun
Traffic Light Jl. Pemuda Rawamangun
Kemarin malam, aku telah membuat orang lain kesal, (maafkan ya..) awalnya aku hanya mencoba mengikuti aturan, tetapi mereka seolah tak mau mengerti, terpaksa aku sengaja cuekin. Aku bisa memahami orang-orang tersebut pasti sangat kesal padaku (sekali lagi, maaf).

Kejadiannya, ketika aku menghentikan sepeda motorku karena traffic light berwarna merah menyala, sesuai aturan aku berhenti dibelakang garis pembatas, dan orang dibelakangku mungkin sedang buru-buru atau ada kepentingan mendesak sehingga membunyikan klakson terus untuk memberi tahuku supaya aku lebih maju ke depan agar dia bisa jalan.

Awalnya, karena aku perhatikan memang terlihat sangat buru-buru, aku mencoba memiringkan sepeda motorku dengan tujuan agar dia bisa melewatiku. Ehh, ternyata setelah melewatiku dia berhenti di depanku. Aku pikir mau nerobos lampu merah ternyata cuma ingin nerobos garis pembatas dan zebra cross toh.. oalaaahhh.

Aku pun hanya geleng-geleng kepala saja, tapi ketika aku kembali pada posisiku, tiba-tiba aku dibuat kaget lagi, sepeda motor lain yang dibelakangku pun juga ikut-ikutan membunyikan klakson padaku. Lampu merah di Jalan Pemuda Rawamangun memang saat itu menyala lumayan lama, sekitar dua menit. Melihat kejadian yang pertama aku kecewa, akhirnya klakson di belakangku aku cuekin.

Aku berfikir, bagaimana jalanan di Jakarta akan lancar jika pengguna jalannya seperti itu? Apakah aku terlalu picik?

Tapi kalau mengingat *pesan salah satu sahabat setandan, aku kemudian mengelus dada. Kata sahabat, “jika kita tidak mengikuti aturan lalu lintas di jalan, itu sama saja tak percaya takdir”.

TAK PERCAYCA TAKDIR!!!, maksudnya apa hayooo??


 *pesan: dari Mas Tambi Septono



0 Komentar:

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms