![]() |
Traffic Light Jl. Pemuda Rawamangun |
Kemarin malam, aku telah membuat orang lain
kesal, (maafkan ya..) awalnya aku hanya mencoba mengikuti aturan, tetapi mereka seolah tak
mau mengerti, terpaksa aku sengaja cuekin. Aku bisa memahami orang-orang tersebut pasti
sangat kesal padaku (sekali lagi, maaf).
Kejadiannya, ketika aku menghentikan
sepeda motorku karena traffic light berwarna merah menyala, sesuai aturan aku
berhenti dibelakang garis pembatas, dan orang dibelakangku mungkin sedang
buru-buru atau ada kepentingan mendesak sehingga membunyikan klakson terus
untuk memberi tahuku supaya aku lebih maju ke depan agar dia bisa jalan.
Awalnya, karena aku perhatikan
memang terlihat sangat buru-buru, aku mencoba memiringkan sepeda motorku dengan
tujuan agar dia bisa melewatiku. Ehh, ternyata setelah melewatiku dia berhenti
di depanku. Aku pikir mau nerobos lampu merah ternyata cuma ingin nerobos garis
pembatas dan zebra cross toh.. oalaaahhh.
Aku pun hanya geleng-geleng
kepala saja, tapi ketika aku kembali pada posisiku, tiba-tiba aku dibuat kaget
lagi, sepeda motor lain yang dibelakangku pun juga ikut-ikutan
membunyikan klakson padaku. Lampu merah di Jalan Pemuda Rawamangun memang saat
itu menyala lumayan lama, sekitar dua menit. Melihat kejadian yang pertama aku kecewa,
akhirnya klakson di belakangku aku cuekin.
Aku berfikir, bagaimana jalanan
di Jakarta akan lancar jika pengguna jalannya seperti itu? Apakah aku terlalu
picik?
Tapi kalau mengingat *pesan salah
satu sahabat setandan, aku kemudian mengelus dada. Kata sahabat, “jika kita
tidak mengikuti aturan lalu lintas di jalan, itu sama saja tak percaya takdir”.
TAK PERCAYCA TAKDIR!!!, maksudnya
apa hayooo??
*pesan: dari Mas Tambi Septono
0 Komentar:
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...