ilustrasi: nyeruput ngopi |
Tapi buatku ada sedikit persamaan, kalau suka kopi aku sudah dari kecil, sedangkan tak suka terasi ...? sama dari kecil juga.
Bedanya, aku paling suka kopi buatan Ibu ku juga seduhan istri ku, sedangkan terasi aku tetap nggak suka biarpun yang masak Ibu atau istriku.
Bedanya, aku paling suka kopi buatan Ibu ku juga seduhan istri ku, sedangkan terasi aku tetap nggak suka biarpun yang masak Ibu atau istriku.
Kata orang tua ku dulu, sewaktu kecil aku sudah sering di kasih minum kopi, itu sebabnya dulu juga katanya kalau aku sedang demam tinggi aku nggak sampai kejang-kejang atau step. Ini mitos atau memang benar ya?
Untuk membuktikannya, aku pun melakukan hal yang sama, aku sering kasih minum kopi anak-anakku, tapi nggak banyak-banyak.
Dan pernah suatu hari anakku yang pertama demam tinggi sampai lebih dari 40 ÂșC, dengan kondisi panas seperti itu anakku memang tidak kejang-kejang dan hebatnya lagi, dia masih sanggup berjalan kaki ketika aku ajak ke Rumah Sakit untuk diperiksa keadaannya. Apa itu karena ada pengaruh dari kopi? Mungkin karena sugesti. Eh, tapi ngasih kopi nya bukan sewaktu panas tinggi loh!
Nah, kalau soal terasi aku nggak pernah diceritain sama ortu ku, cuma pernah sewaktu tak sengaja aku makan dengan sambal terasi, tiba-tiba aku alergi dan gatal-gatal pada kulitku, mungkin itu yang membuatku akhirnya tidak suka terasi.
Aku percaya, apapun makanan dan minuman yang kita konsumsi tentu ada manfaat dan mudarat nya. Jika bermanfaat buat tubuh tentu tidak menjadi penyakit, tapi jika menjadi mudarat sebaiknya memang dijauhi, apalagi berlebihan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Bagi komentar anda, monggo...