Selasa, 06 September 2011

(GoVlog - Umum) Wisata Sepeda

Siang yang terik di Jl. Raya Purwakarta membuatku memutuskan untuk berhenti di warung es kelapa muda, di bawah Jalan Tol Cipularang. Tidak selang lama beristirahat, disusul pula oleh para pengguna jalan lainnya yang berhenti di tempat itu. Perjalanan balik setelah mudik lebaran tahun 2011 ini, dari Solo menuju Jakarta dengan menggunakan sepeda motor memang cukup melelahkan.

Ada yang membuatku tertarik dalam perjalanan saat melihat ada serombongan orang bersepeda gowes ikut mampir di warung tempatku minus es kelapa. Beberapa pria paruh baya memarkirkan sepedanya, mereka menamakan dirinya ATROK, yang berkeliling wisata dengan menggunakan sepeda. Atrok sendiri berarti tamasya atau melancong.

Komunitas sepeda wisata Atrok menurut saya sangat unik karena beranggotakan kakek-kakek yang rata-rata berumur 50-60 tahun. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Waduk Jatiluhur, salah satu tempat wisata di Kabupaten Purwakarta. “Kami sudah berkeliling ke tempat-tempat wisata di kota Bandung, Kuningan, Cianjur, Sukabumi sampai ke pegunungan Dieng di Wonosobo” kata Yaman alias Orok, 63 tahun. Menurut Pak Yaman jumlah anggota Atrok ada belasan orang dan semuanya sudah paruh paruh baya. “Anggota kami yang paling muda namanya Pak Endang, umurnya 47 tahun” sahut Adah Dahlan, 53 tahun.

Saya kemudian asyik mendengar cerita-cerita wisata mereka dengan sepedanya. Berwisata sepeda selain mengisi liburan juga merupakan olah raga yang baik untuk kesehatan. Mereka kembali mengisi libur lebaran ke Waduk Jatiluhur setelah sebelumnya di awal bulan ramadhan bersepeda ke tempat-tempat wisata di daerah Cirebon.
Dari kiri: Atep, Endang, Adah Dahlan, Yaman.
Dari kiri: Deni, Atep, Yaman, Adah Dahlan dan Trisnoaji.

Tidak ada persiapan khusus ketika mereka berwisata sepeda, hanya dengan niat dan tekad yang bulat mereka melakoni wisata sepeda ditambah bekal secukupnya. “Karena saya sudah tua, dengkul saya terasa lemas, makanya saya minta berhenti disini mas, sambil minum air kelapa muda biar seger” kata pak Yaman. Perjalanan mereka baru berhenti sekali dari mulai start di daerah Tanjungsari-Cangkuang sekitar 20 Km dari Kota Bandung, kampung mereka berasal.

Pertanyaan-pertanyaan saya yang begitu penasaran membuat mereka bertanya, “Mas wartawan ya? Kok setiap kami jawab, mas tulis di kertas” kata pak Atep. “Hehee.. bukan pak! Kebetulan Handphone saya batrenya drop jadi tidak bisa nulis di twitter” jawab saya. “Twitter itu apa ya mas?” kata pak Yaman. “Itu loh.. yang di internet kayak pacebok” sahut pak Endang. “Ohh.. maklum saya nggak ngerti yang namanya internet-internetan hehe..” kata pak Yaman. Saya tersenyum melihat canda tawa mereka. Kemudian sayapun meminta ijin untuk tulisan-tulisan dari cerita mereka yang hendak saya input di blog SetandanPisang.com

“Kalau masih ada umur, mudah-mudahan bulan depan kami semua bisa berangkat ke Madura dengan bersepeda” kata Atep, 53 tahun, sebelum melanjutkan perjalanannya. Mereka pun mengundang saya main ke kampung mereka kalau saya jalan-jalan ke Bandung.

Saya sempat berpikir, semangat luar biasa yang mereka miliki, mungkin karena sudah tua, harus pandai menjaga kesehatan. Dengan bersepeda wisata selain membuat badan sehat juga membuat otak segar dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata.

Hati-hati di jalan ya pak, selamat ber-atrok dan bersepeda ria, semoga selamat sampai tujuan, kapan-kapan saya sempatkan mampir ke kampung bapak sekalian.

--

Komunitas Sepeda Wisata “ATROK”
Alamat:
Kp. Cirengit, Rt: 001/02 Tanjungsari
Cangkuang, Bandung - Jawa Barat.



8 Komentar:

Ajiprast mengatakan... Reply Comment

kakek-kakek petualang ya mas, semangatnya patut dicontoh. Salam kenal...

Trisnoaji mengatakan... Reply Comment

Salam kenal balik mas Ajiprast :)
semangat beliau-beliau (Atrokers) memang sangat menakjubkan :)

bang azlan mengatakan... Reply Comment

bersepeda menyehatkan tubuh ya mas :)

Trisnoaji mengatakan... Reply Comment

betul bang!! tapi klo jauh2 saya juga lum pernah sih, saya salut sama kakek2 itu :)

yadi mengatakan... Reply Comment

bersepeda memang menyenangkan,love,peace and gaul.

Zie2010 mengatakan... Reply Comment

 wisata bersepedah mungkin sdh lumrah..klu mudik pake spedah gimana ya....bujangan bisa kali mudik pake spedah asal dapat cuti yg lama...

mang jazi mengatakan... Reply Comment

wisata bersepedah mungkin sdh lumrah..klu mudik pake spedah gimana ya....bujangan bisa kali mudik pake spedah asal dapat cuti yg lama...

Trisnoaji mengatakan... Reply Comment

kalo dihitung jarak, perjalanan kakek2 ini seperti jarak mudik lho mang.. dari bandung sudah sampai wonosobo, sudah begitu mereka juga berniat bersepeda dari Bandung ke Madura..

Posting Komentar

Bagi komentar anda, monggo...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms